Hubungan antara Pembelajaran Musik Barat
Terhadap Eksistensi Musik Etnis Indonesia
Sebagai Karakter Bangsa
I.
Pendahuluan
“Bhineka Tunggal Ika”.
Ini merupakan motto dari bangsa Indonesia yang berarti berbeda-beda tetapi satu
jua. Motto ini menggambarkan bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku,
agama, adat istiadat, bahasa dan budaya. Keragaman inilah yang menjadikan Indonesia
sebagai bangsa yang berkarakter. Keragaman budaya inipun tidak mudah untuk
disatukan karena tentunya memiliki ciri khas yang berbeda. Salah satu cara
untuk menyatukan keragaman budaya dari masing-masing etnis/suku ini yaitu melalui
seni, karena seni merupakan salah satu unsur budaya manusia, sehingga seni
menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Seni juga merupakan kegiatan rohani
manusia yang merefleksikan kenyataan (realitas), kedalam suatu karya, yang
berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman dalam
batin individu sebagai penerimanya. Salah satu cabang seni adalah seni
pertunjukan. Seni pertunjukan memiliki peranan penting dalam menyatukan keanekaragaman
budaya bangsa. Misalnya ceritera rakyat yang diolah menjadi suatu karya seni
teater, tarian adat, nyanyian tradisional, dan musik tradisional setiap daerah
dapat dikemas dalam pertunjukan agar dipahamami, dihargai, dan dilestarikan.
Masing-masing
cabang dari seni pertunjukan ini mempelajari hal yang berbeda, misalnya teater
belajar tentang seni peran, menciptakan ataupun memainkan peran dengan tepat
sesuai cerita/skenario, etnomusikologi yang mempelajari tentang musik Nusantara,
dan seni musik yang mempelajari tentang musik Barat (dunia).
Tak dapat dipungkiri bahwa musik Barat telah
menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan. Ini
berarti, sebelum adanya penjajahan Portugis, Jepang dan yang terlama adalah Belanda,
kebudayaan masing-masing daerah masih bersifat primitif yaitu adanya unsur
magic yang bertujuan untuk ritual kepercayaan animisme
dan dinasmisme
serta sebagai kekuatan mereka yang digunakan untuk penyembahan berhala, penyembuhan
orang sakit, menyihir musuh dan berburu binatang. Sejak jaman penjajahan Belanda
musik Barat digunakan untuk kebutuhan protokoler dan juga penyebaran agama Katolik di daerah Timur Indonesia.
Untuk kegiatan protokoler misalnya dengan memainkan lagu-lagu Belanda apabila
ada tamu penting yang berkunjung. Misalnya pada keraton Yogyakarta saat pemerintahan
Sultan Hamengku Buwono VIII yang diiringi oleh Kraton Orcest Djogja (R.M. Surtihadi, 2008: 25). Sedangkan untuk
kegiatan keagamaan para misionaris mengajarkan musik Barat dalam Tata Perayaan
Ekaristi misalnya, Xaverier Jesuit seorang misionaris Jesuit yang mengajarkan
masyarakat di Maluku tentang upacara-upacara cahaya lilin dan musik ritual
gereja (Wicki, 1976; 147). Masyarakat Indonesia telah belajar mengenal musik Barat
sejak jaman penjajahan, dan saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Nyanyian
Negriku merupakan suatu karya musik yang diciptakan oleh Bapak Singgih Sanjaya.
Lagu-lagu daerah yang bermacam-macam dari setiap daerah digabungkan berupa
medle lagu-lagu daerah. Lagu-lagu medle daerah tersebut dinyanyikan oleh paduan
suara dan dimainkan oleh orkestra degan kolaborasi musik etnis.
a. Tujuan
dari penyanjian:
1. Untuk
memberi pengetahuan dan bukti bahwa melalui musik barat dapat diciptakannya suatu
ide baru dalam pengembangan musik daerah Indonesia.
2. Untuk
memberikan inspirasi bagi mahasiswa musik, agar pengetahuan tentang musik
barat, dapat dikembangkan dengan mengarap kesenian daerah Indonesia.
3. Untuk
memberi gagasan bagaimana menerima musik barat dalam mengembangan musik etnis
Indonesia.
Musik
Barat berasal dari Eropa Barat. Belajar
musik Barat berarti sama dengan mempelajari kebudayaan Eropa Barat, namun
saat ini dapat dikatakan bahwa musik Barat telah menjadi musik dunia. Hal ini
memang terlihat jelas bahwa musik Barat telah mendunia dan kini menjadi musik
dunia. Terbukti bahwa teori-teori dasar musik seperti ilmu harmoni, ilmu
kotrapung, instrumen (alat musik) misalnya piano, biola, cello, begitupun
dengan notasi musik yaitu notasi balok, dapat kita temukan di negara-negara
yang berbeda. Bahkan lagu-lagu yang diciptakan oleh komposer pada era Barok (Johan Sebastian Bach), Klasik (Frans Joseph Haydn dan Wolfgang Amandeus Mozart ),
Romantik (Frans Joseph Haydn, Ludwig Von Bethoven,
Franz Peter Schubert, Francois Fredrick Chopin), bahkan komposer musik
abad ke- 20 (Claude Achille Debussy, Maurice Ravel)
dapat dinikmati dan didengar di seluruh dunia.
Musik
Barat yang identik dengan musik yang sangat disiplin, memerlukan totalitas
dalam berlatih, mengajarkan tegang rasa, toleransi, dan menghargai. Musik yang
dapat membantu seseorang dalam menumbuhkan kepercayaan diri, melatih otak kanan
dan kiri, instrumenya dapat digunakan sebagai terapi bayi yang diyakini dalam
dunia psikologi misalnya instrument musik klasik yang digunakan Ibu saat masa
kandungan. Berlatih musik Barat secara tidak langsung menyamakan mentalitas
Barat terhadap mentalitas Indonesia yang identik kurang disiplin. Pendapat dari
Sutan Takdir Alisjahbana yang
mengemukakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat, kita mesti
selekas-selekasnya memperoleh sifat dinamis Barat yang melahirkan kebudayaan
barat yang dinamis (Budiono Kusumohamidjojo, 2000: 128). Musik Barat yang
adalah budaya Barat ini dapat dipelajari untuk mengembangkan pengetahuan,
melatih kedIsiplinan yang akhirnya dapat menciptakan suatu karakter pribadi
individu yang baik.
Musik etnis merupakan kekayaan seni
budaya Indonesia. Ciri khas musik etnis terletak
pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki
karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya
daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media
ekspresi dari masyarakat. Musik etnis Indonesia berkaitan
erat kehidupan tradisional masyarakat Indonesia. Dibanyak tempat musik lahir
dan berkembang dari kegiatan sehari-sehari masyarakatnya, contoh:
1. Musik angklung dari Jawa Barat,
semula alat musik ini digunakan sebagai alat tabuh tradisional ronda malam dan
pada saat pesta panen atau perkawinan.
2. Musik Gondang dari Tapanuli,
biasa dipakai dalam upacara-upacara masyarakat Batak.
3. Musik Lesung (kotekan) di
beberapa daerah di Indonesia biasa dimainkan saat menumbuk padi.
4. Musik gamelan dari Jawa dan Bali.
Musik gamelan di Jawa pada mulanya di pakai dalam
upacara-upacara kerajaan didalam istana, sementara di bali musik ini hanya dipakai
dalam upacara-upacara umat Hindu seperti upacara siklus kehidupan manusia.
5. Musik Gong luang dari Bali.
Musik bersifat sakral dan umumnya dipakai untuk mengiringi upacara kematian.
6. Musik
sasando dari Rote. Sasando merupakan alat musik yang dibuat dari daun lontar yang banyak terdapat
di daerah Rote. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi tarian,
upacara adat masyarakat Rote.
Keenam
alat musik ini merupakan sebagian kecil contoh alat musik yang menghiasi musik
etnis Indonesia. Masih banyak pula alat-alat musik tradisional lainnya yang ada
di Indonesia, misalnya Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional
khas suku Minangkabau.
Karakter
bangsa adalah kualitas untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, bermoral,
bergotong royong, serta berbudaya. Pembangunan karakter bangsa adalah upaya
kolektif sistematika suatu negara untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang sesuai dengan konteks kehidupan nasional, yaitu bangsa yang
beradab, mencintai dan menghargai kebudayaanya.
Dari pengertian karakter bangsa di
atas kita dapat melihat bahwa musik merupakan bagian dari kebudayaan.
Kebudayaan merupakan bagian dari kerakter suatu bangsa. Oleh sebab itu musik etnis juga merupakan bagian dari
karakter
bangsa , karena
musik etnis
memberi suatu khasan yang berbeda dengan bangsa lain.
3. Gagasan Menerima Musik Barat
dalam Mengembangan Musik Etnis Indonesia.
Amir Pasaribu, seorang komposer dan pengamat musik Indonesia, pada tahun 1955
menulis :kita tidak menolak ide musik nasional, tetapi kita juga harus
mengevaluasi subyek secara profesioanal. Satu ide yang dianjurkan adalah bahwa musik
Indonesia harus diwakili dengan keroncong dan gamelan yang menjadi karakter dan
identitas Indonesia. Penyelesaiannya terletak pada kreasi musik, bukan pada
kata-kata suram
para musisi dan sarjana budaya (Pasaribu, 1955:
77).
Pendapat dari Amir Pasaribu ini menekankan bahwa
bagaimana kita menerima musik barat untuk menambah kekayaan pengetahuan dalam mengembangkan
musik tradisional/ Indonesia. Fakta bahwa saat ini masih terjadi salah pandang
terhadap musik Barat yang sudah masuk Indonesia sejak jaman penjajahan Portugis. Banyak berpendapat bahwa
musik Barat merusak kasanah musik tradisi. Jelas dalam sejarah bahwa apa yang
kita punyai saat ini semuanya tidak terlepas dari campur tangan penjajah.
Misalnya musik keroncong yang kita miliki saat ini merupakan gagasan dan ide
yang keluar saat Indonesia di jajah oleh Portugis. Bisa kita bayangkan andai
kita tidak kedatangan orang portugis, saat ini kita tidak memiliki musik keroncong. Ini
berarti bahwa kita tidak perlu lagi mempersoalkan kehadiran musik Barat, tidak
perlu memandang bahwa kehadiran musik Barat melunturkan keberadaan musik tradisi
Indonesia. Seharusnya kita memanfaatkan pengetahuan, alat-alat musik Barat yang
ada untuk mengembangkan seni musik tradisi. Misalnya bagaimana mengkolaborasikan musik Barat
dengan musik tradisi yang digarap dengan teori-teori barat agar menarik untuk
di pertunjukan.
Hal Ini dapat membantu pelestarian ataupun mengangkat musik
tradisi ke kanca Internasional. Seni musik tradisi dan musik Barat apabila
dikolaborasikan dapat memberi warna yang berbeda dan memberi kesan tersendiri.
Memang diakui bahwa musik Barat adalah kebudayaan Barat, namun mereka hanya dibatasi dengan apa yang mereka punya. Berbeda dengan
Indonesia, jika bisa mengabungkan musik Barat dan musik tradisi yang ada saat
ini, justru akan sangat berbeda dengan musik Barat yang diperkenalkan oeh penjajah saat jaman penjajahan hingga saat ini.
4. Menerapkan
pembelajaran Musik Barat dalam Mengembangkan Musik Etnis Indonesia.
Penerapan pembelajaran musik barat yang diperoleh, dapat diterapkan melalui hal-hal senderhana dan kecil,
yang dapat kita lakukan secara bersama yaitu;
1. Mengangkat kebudayaan setiap suku dan etnis yang
hampir dilupakan.
2. Membuat komposisi baru dari karakter nada-nada yang
ada untuk dimainkan menggunakan alat musik Barat dan
musik etnis.
3. Mengaransemen lagu-lagu, musik daerah yang sudah ada agar menjadi menarik sebagai
awal membentuk rasa cinta kita terhadap lagu-lagu dan musik daerah.
4. Dengan memiliki pengetahuan dan kemampauan menulis
partitur, dapat menulis lagu-lagu etnis yang belum memiliki notasi agar dapat
dipelajari dan dinikmati serta dipelajari oleh genarasi berikut.
Dari uraian di atas diperoleh gambaran untuk memberi kesimpulan bahwa musik barat dipelajari dalam sekolah
formal memliki hubungan erat dengan eksitensi/ keberadaan musik etnis yang merupakan kekayaan
dan sebagai karakter bangsa yang dapat membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain.
· Karakter bangsa
Indonesia adalah bangsa yang memiliki kebudayaan salah satunya musik etnis.
· Musik Barat sebagai
pengetahuan lebih untuk mengembagkan. megolah atau mengarap musik etnis Indonesia.
· Musik etnis Indonesia, merupakan salah satu kekayaan yang dimilki bangasa Indonesia sehingga merupakan karakter bangsa.
· Hasil
pembelajaran musik Barat dapat diterapkan dalam pengembangkan musik etnis. Dengan usaha ini eksistensi/ keberadaan budaya (musik etnis) Indonesia tetap terjaga.
Bramantyo,
Triyono. 2004. Desiminasi Musik Barat di
Timur.Yayasan ADIKARYA
IKAPI; Yogyakarta
Mack,
Dieter.1995. Sejarah Music 3.
Pusat Musi Liturgi; Yogyakarta
Prier, Edmund, Karl. 2008. Sejarah
Musik II . Pusat Musi Liturgi; Yogyakarta.
Surtihadi, R,M.2008. Celah-celah Kehidupan Sang Maestro Pendidik Musik Tiga Zaman. Panta Rhei Books; Yogyakarta.
"Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno dan
seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap
satu”.Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam"
atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Jawa Kuna berarti
"macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa
Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti
"itu
Kata animisme berasal dari
bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan kepada makhluk halus
dan roh. karena membantu mereka dalam kehidupan ini.
DinamismE berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau
kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan terhadap
benda di sekitar manusia yang diyakini
memiliki kekuatan ghaib.